Holy Adib* (Haluan, 26 Feb 2017)
Salah satu cara melecehkan bahasa Indonesia melalui kegiatan literasi adalah menyelenggarakan acara literasi, seperti diskusi dan pameran buku, dengan menamai acara tersebut menggunakan bahasa Inggris.
Salah satu acara seperti itu sedang berlangsung di Sumatra Barat (Sumbar), yakni Minang Book Fair (MBF) 2017. MBF adalah pameran buku yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar, Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemi), dan Perpustakaan Nasional RI (PNRI) di Masjid Raya Sumbar pada 24 Februari sampai dengan 5 Maret. Mereka bukan hanya menamai acaranya dengan bahasa Inggris, melainkan juga susunan kegiatannya, seperti opening ceremony, talkshow buku, launching buku, roadshow buku Penerbit Diva, dan closing ceremony. Entah apa susahnya penyelenggaranya menggunakan upacara pembukaan, bincang-bincang atau gelar wicara buku, pertunjukan keliling atau safari keliling buku Penerbit Diva, dan upacara penutupan.