LPDS, 20 Mei 2010. T.D. Asmadi: Pengajar LPDS.
Seandainya saya menulis kalimat, “Setelah memirik badan saya, Bujang pergi ke dapur dan kemudian memirik lombok,” apakah pembaca mengerti maksudnya?
Saya berpendapat, sebagian besar tidak memahami kalimat tersebut. Kata memirik itulah yang menjadi sebab. Meski lema pirik, lalu menjadi memirik, sudah ada pada edisi I KBBI, kata itu asing bagi siapa pun. Saya yang setiap hari membaca berbagai surat kabar, kadang-kadang mendengarkan radio, dan berkali-kali menonton berbagai stasiun televisi belum pernah membaca, mendengar, dan menyaksikan kata itu.