Berthold Damshauser* (Majalah Tempo, 26 Des 2016)
Sebuah kata baru telah lahir dalam tubuh bahasa Indonesia, bernama literasi. Sulit untuk memastikan tahun kelahirannya, juga siapa yang melahirkannya. Sepertinya ia balita, atau—paling sedikit—masih kanak-kanak. Kata ini belum tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online. Di kalangan yang merasa terdidik, kata literasi sangat populer dan diucapkan terus-menerus, tidak hanya oleh kalangan ilmiah, tapi juga oleh mereka yang mengurus perihal kesusastraan, termasuk sastrawan sendiri. Kata itu dilekatkan pada kegiatan akademis dan sastra yang bertemakan—misalnya—”budaya literasi” atau “pesta literasi”.