Lampung Post, 15 Feb 2012. Febrie Hastiyanto, Bloger, peminat bahasa media sosial
Awal tahun 2012 ditandai dengan kembali populernya akronim “kamseupay” di media sosial kita. Kabarnya akronim ini pernah populer pada tahun 1980-an, bersamaan dengan lahirnya bahasa gaul kala itu semacam “doski”, “kawula muda” atau “yoi”—sebelumnya lema “yoi” diucapkan “yoa”, misalnya dapat kita simak dalam percakapan di seri-seri film Catatan Si Boy (Cabo).
Akronim dan kata bahasa gaul remaja Ibu Kota kala itu produktif diintroduksi antara lain melalui corong radio Prambors Jakarta. Kamseupay secara umum dipanjangkan menjadi “kampungan sekali uh payah”, sejumlah variasi tafsir kamseupay lahir seperti “kampungan sekali udik payah”, atau menganggap kamseupay sebagai kata, bukan akronim. Kalangan yang menganggap kamseupay sebagai kata umumnya mengartikannya sebagai “kampungan”.