Yanwardi*, KOMPAS, 7 Jan 2017
Agak aneh bagi saya sikap sebagian praktisi dan pemerhati bahasa yang bersikeras mengubah mempunyai menjadi memunyai. Sejak dahulu penutur bahasa memilih mempunyai ketimbang memunyai. Bahkan, sebagian di antara mereka, ketika saya tanyakan kedua kata itu, justru bertanya balik, “Emang ada kata memunyai?” Bagi penutur asli bahasa Indonesia, kata-kata, seperti mempunyai, mengurung, memukul, menyapu, dan menusuk terucap dengan sendirinya, tidak mengingat dulu bahwa sistem morfofonemik (proses fonologis akibat pertemuan morfem dengan morfem), yakni awalan “me(N)-“, kalau bertemu kata dasar berawal huruf/fonem/bunyi k, p, s, dan t harus luluh, apalagi sampai mencari nasal yang harus homorgan (ng, m, ny, dan n). Otak penutur akan pusing bila demikian. Untunglah intuisi bahasa penutur bergerak otomatis ketika berbahasa.
Baca lebih lanjut →