“Pembeda”, Diksi yang Mencuri Hati

Willy Pramudya (Kompas, 21 Mei 2024)

“Anda mengirimkan melon, dia mengubahnya jadi kaviar!” (Antoine Griezmann)

Sejak dasawarsa kedua abad ini, kata pembeda kerap muncul dalam teks-teks berita dan nonberita dengan makna yang tidak biasa. Kemunculannya terasa mencuri hati. Pada segi apa?

Yang utama, pada segi kesegaran berbahasa. Ia tampil sebagai laku berbahasa yang inspiratif sekaligus mencerminkan kecendekiaan. Hal ini terasa menggembirakan, terutama di tengah membanjirnya wacana lisan dan tertulis yang dipenuhi laku berbahasa yang serampangan, penuh kekosongan, sekaligus mengarah ke kejumudan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi VI (daring) memaknai pembeda sebagai ‘(1) orang yang membedakan; (2) alat yang membedakan; (3) bilangan yang membedakan suku-suku dalam deret hitung, berupa selisih antara nilai-nilai suku yang berurutan’. Akan tetapi, di seberang “sana” hadir mesin pencari—antara lain Google—yang dapat membantu kita memperoleh data ihwal makna “baru” yang disugu pembeda.

Nielsen Sport, melalui Nielsen World Football Report 2022, menyebutkan bahwa 69 persen populasi di Indonesia menggemari sepak bola. Pasar besar ini memicu media menjejalkan berita tentang dunia sepak bola. Namun, karena peluang meliput peristiwanya kecil, jalan termudah yang mereka tempuh agar dapat memberitakannya secara ajek ialah menerjemahkan berita-berita sepak bola dari sumber-sumber yang kebanyakan berbahasa Inggris.

Dalam konteks seperti inilah pembeda muncul sebagai diksi dengan pemaknaan “baru”, hasil penyerapan dari padanan-padannya dalam bahasa Inggris. Berikut contoh yang diambil dari media daring: (1) Kalahkan Lille di Ligue 1, La Pulga Jadi Pembeda; (2) Pada pertandingan tersebut, gelandang asal Brasil, Fred, menjadi pembeda ….

Setidaknya lahir tiga makna “baru” dari pembeda. Pertama, seseorang yang mencapai hal-hal yang luar biasa dengan menciptakan perubahan positif dalam komunitasnya dan kehidupan orang lain. Kedua, seseorang yang secara dramatis mengubah arah, strategi, karakter, dan lain-lain. Ketiga, seseorang yang melakukan perubahan besar untuk menyelesaikan sesuatu; orang-orang yang berpengaruh … yang dengan sikap energik memulai perubahan dan peristiwa.

Telusuran penulis menunjukkan bahwa makna pertama terkandung dalam istilah difference maker (rickhansen.com). Makna kedua terkandung dalam changemaker (ell.stackexchange.com). Makna ketiga terkandung dalam istilah movers and shakers (dictionary.cambridge.org; ell.stackexchange.com).

Terlihat bahwa makna(-makna) yang diusung pembeda melampaui makna kamus (KBBI). Ia bergerak maju, menajam, dan meninggi (amelioratif) menjadi seseorang yang secara dramatis mampu mengubah arah, strategi, karakter (dan lain-lain), bahkan membuat kontras terhadap sesuatu. Kesegaran sekaligus kecendekiaan berbahasa hadir di sana.

Penghadiran diksi dengan pemaknaan seperti itu juga menunjukkan bahwa di tangan pengguna yang giat dan kreatif bahasa Indonesia mampu menampung konsep-konsep “baru”—yang dikandung oleh padanan-padannya pada bahasa lain—hanya dengan satu kata.

Agaknya pujian Antoine Griezmann, pesepak bola asal Perancis untuk Lionel Messi, pesepak bola terbaik abad ini, mewakili makna “baru” pembeda yang diusung para penggunanya yang gigih dan kreatif: Anda mengirimkan melon, dia mengubahnya jadi kaviar!

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.