Kisruh Cek Kosong

Bagja Hidayat, (Tempo, 28 Apr 2024)

Bahasa serapan acap menyimpang dari makna asal ketika sampai kepada penutur yang jauh. Istilah cek kosong, yang berasal dari bahasa Inggris blank cheque, berbeda maknanya ketika dipakai para penutur bahasa Indonesia. Istilah dalam peristiwa politik yang menandai Perang Dunia I itu kemudian jadi familier dalam kosakata ekonomi.

Namun, para penutur dekat pun, karena punya tradisi dan budaya yang berbeda, acap “menyelewengkan” makna kata yang diserap dari bahasa lain. Misalnya “seronok”, yang diserap dari bahasa Melayu. Di sini dalam percakapan sehari-hari kata itu bermakna atau acap diasosiasikan dengan arti “tak senonoh”. Padahal Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) setia mengartikan seronok sesuai dengan aslinya, yakni “pas” atau “enak dipandang”. Jadi, jika Anda mengatakan “Baju Anda seronok sekali”, artinya itu adalah kalimat pujian.

Konon, penyimpangan makna kata seronok terjadi pada 1980-an. Waktu itu ada penggerudukan rumah seorang penyanyi yang acap memakai pakaian terbuka ketika di panggung. Koran memberitakan “Rumah Penyanyi Seronok Digeruduk”. Sejak itu, kita punya kata baru untuk menunjuk makna tak pantas, padahal makna asalnya justru sebaliknya. Ini sama dengan tragedi cek kosong.

Syahdan, istilah cek kosong muncul pada 5 Juli 1914. Waktu itu Kaisar Jerman Wilhelm II memberikan dukungan tanpa syarat kepada Austria-Hungaria yang menyerbu Serbia setelah pembunuhan ahli waris takhta kerajaan Austria, Franz Ferdinand, dan istrinya saat berkunjung ke Sarajevo, Bosnia, oleh aktivis nasionalis Serbia sebulan sebelumnya. Dukungan penuh Jerman yang disebut “blank check agreement” itu kemudian memicu Perang Dunia I.

Istilah blank cheque acap disejajarkan dengan carte blanche atau kartu putih. Dalam “A Scandal of Bohemia”, salah satu serial Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle memakai istilah itu ketika menggambarkan tindakan seseorang memberikan kuasa penuh atas pengelolaan kekayaannya. Di era modern, pada Maret 2003, Menteri Keuangan Inggris Gordon Brown menyatakan Inggris siap memberikan “cek kosong” kepada negara-negara koalisi Amerika Serikat untuk menumpas senjata pemusnah massal Irak.

Makna cek kosong sebagai ‘cek yang tidak bisa diuangkan karena sudah tak ada isinya dalam rekening’ dalam KBBI dipakai secara resmi oleh lembaga negara. Surat Edaran Bank Indonesia No. 2/10/DASP Tahun 2000 tentang Tata Usaha Penarikan Cek/Bilyet Giro Kosong menyebut “dalam hal post dated cheque tidak didukung saldo yang cukup pada rekening atau rekeningnya telah ditutup, maka cek tersebut digolongkan sebagai cek kosong”.

Dari situ kerancuan berkembang. Karya-karya ilmiah yang membahas isu perbankan memakai pengertian cek kosong seperti dalam KBBI dan surat edaran BI. Di media-media massa, cek kosong juga dipakai untuk makna yang menggambarkan tindakan penipuan atau penggelapan. Jika mengacu pada metafora “kekuasaan penuh”, secara harafiah cek kosong berarti cek yang tak ditulis nominalnya sehingga si penerima bisa menarik uangnya secara tak terbatas sepanjang di bawah limit isi rekening.

Namun, ada juga yang memakainya sesuai dengan arti dalam bahasa Inggris. Republika edisi 22 April 2024 memuat berita berjudul “Cair: AS Beri ‘Cek Kosong’ ke Israel untuk Lanjutkan Genosida”. Berita ini menggambarkan keputusan Kongres Amerika Serikat yang menyetujui proposal pemerintah memberikan US$ 26 miliar untuk membantu pendanaan senjata buat Israel yang sedang mengejar kelompok militan Hamas di Gaza, Palestina.

Karena KBBI telah memasukkan lema cek kosong secara harfiah sebagai cek yang rekeningnya tak ada isi, kita akan kehilangan jejak makna asli istilah ini. Akibatnya, dalam arus globalisasi sekarang, ketika ilmu pengetahuan bertukar melalui bahasa tulis, kisruh makna cek kosong akan menyebabkan kebingungan. Google Translate hanya menerjemahkan “blank cheque” sebagai “cek kosong” tanpa penjelasan bahwa kedua kata dua bahasa ini punya pengertian yang berbeda.

Pemakaian cek kosong dengan makna Indonesia mungkin tak bisa diselamatkan, seperti halnya kecelakaan pemakaian kata canggih yang sering dipakai sebagai padanan sophisticated dalam percakapan sehari-hari, padahal makna asalnya adalah cerewet atau banyak cakap. Karena ketelanjuran ini, KBBI menyematkan dua arti canggih sekaligus: 1. cerewet; 2. kehilangan kesederhanaan yang asli (seperti sangat rumit, ruwet, atau berkembang). Mungkin “cerewet” dan “rumit” memang berhubungan.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.