Selingkung dan Selingkuh

Pamusuk Eneste (Minggu, 12 Mei 2024)

Pernahkah Anda mendengar istilah gaya selingkung? Itu bukan cara perselingkuhan yang aman dan nyaman, melainkan kaidah yang diterapkan sebuah media cetak atau sebuah penerbit terhadap produknya. Konon, gaya selingkung ini merupakan padanan house style meskipun istilah itu tak kita temukan dalam Kamus Inggris Indonesia karya John M. Echols dan Hassan Shadily. Bahkan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (2017) pun belum mencatat dan mendefinisikan gaya selingkung.

Lanjutkan membaca “Selingkung dan Selingkuh”

Partai Guram

Ridwan Arifin (Kompas, 7 Mei 2024)

Sejak zaman Soekarno, istilah partai guram telah berkembang di kancah politik. Istilah ini merujuk pada partai kecil yang keberadaannya nyaris tak terasa, seperti kutu ayam dalam bahasa Jawa, gurem. Partai ini hanya berhasil mengantongi suara yang minim dan mendapatkan dua kursi parlemen, suatu gambaran kiasan yang menyiratkan sesuatu yang ”kecil sekali”.

Lanjutkan membaca “Partai Guram”

Hutan dan Kota

Setyaningsih (Tempo, 5 Mei 2024)

Dengan cara apa Anda akan berterima kasih kepada hutan yang dibabat untuk diubah menjadi kota kosmopolitan, lumbung pangan, perkebunan kelapa sawit, vila, dan lahan tambang? Pada waktu bersamaan Anda berkoar tentang politik hijau, greenflation, green job, etika lingkungan, krisis iklim, pajak lingkungan, dan tobat ekologis. Istilah-istilah itu mewakili gagasan global tapi terdengar menggelikan ketika Anda masih bepergian dengan mobil mewah yang boros bahan bakar fosil.

Lanjutkan membaca “Hutan dan Kota”

Kisruh Cek Kosong

Bagja Hidayat, (Tempo, 28 Apr 2024)

Bahasa serapan acap menyimpang dari makna asal ketika sampai kepada penutur yang jauh. Istilah cek kosong, yang berasal dari bahasa Inggris blank cheque, berbeda maknanya ketika dipakai para penutur bahasa Indonesia. Istilah dalam peristiwa politik yang menandai Perang Dunia I itu kemudian jadi familier dalam kosakata ekonomi.

Lanjutkan membaca “Kisruh Cek Kosong”

Senior

Martinus Ariya Seta (Kompas, 23 Apr 2024)

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring, kata senior didefinisikan sebagai sebuah keunggulan atau kelebihan dalam hal jabatan, pangkat, kematangan, kemampuan, dan usia. Senior adalah serapan dari bahasa Latin. Ini adalah bentuk komparatif dari kata senex (tua). Secara harfiah, arti senior adalah ’lebih tua’.

Sering kali orang menggunakan frasa lebih senior. Ini terasa janggal. Penyisipan kata lebih adalah sebuah pengulangan yang tidak perlu karena kata senior dari sono-nya sudah mengandung arti ’lebih’.

Lanjutkan membaca “Senior”

Jurnal

Ardian Je (Tempo, 21 Apr 2024)

Kata jurnal kini menjadi populer, tetapi bermakna negatif karena dikaitkan dengan plagiarisme, artikel penelitian bermasalah, dan jurnal ilmiah abal-abal. Fenomena ini sudah lama terjadi, terutama sejak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mewajibkan dosen, peneliti, dan mahasiswa menulis di jurnal yang terindeks di Scopus, basis data pengutipan internasional milik Elsevier, penerbit Belanda.

Lanjutkan membaca “Jurnal”

Lebaran

Dadi Darmadi (Tempo, 14 Apr 2024)

Pada 1950-an, orkes RRI pimpinan komponis Ismail Marzuki melahirkan lagu “Hari Lebaran”. Liriknya berbunyi: “Setelah berpuasa satu bulan lamanya/Berzakat fitrah menurut perintah agama/Kini kita beridul fitri berbahagia/Mari kita berlebaran bersuka gembira.”

Kata beridul fitri pada lirik lagu itu bergantian dengan berlebaran dengan makna yang jelas bahwa setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan selama satu bulan, umat Islam merayakan Lebaran sebagai hari raya. Farid Esack, intelektual muslim ternama Afrika Selatan, bercerita, ketika ia kecil pada 1970-an, kakek-neneknya yang berdarah Melayu sering mengatakan “Salamat Lebarang” kepada sanak-saudara dan kaum muslim di Cape Town.

Lanjutkan membaca “Lebaran”

Kasta Kata

Tendy K. Somantri (Kompas, 9 Apr 2024)

Sudah lama frasa tewas terpanggang pada judul berita peristiwa kebakaran mengganggu imajinasi saya saat membacanya. Misalnya pada judul berita yang ditemukan pada media daring ini: ”Tragis! Jasad Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Terpanggang”. Ratusan judul serupa dapat ditemukan di berbagai media daring lainnya. Saya merasa ada kesantunan dan rasa empati yang terganggu.

Lanjutkan membaca “Kasta Kata”